Nasehat Diri : Teladan lewat Perbuatan


Melihat ikan
Sedang serius melihat ikan ( foto: dokumentasi pribadi)

“ Nak, teladan terbaik itu paling efektif lewat perbuatan. Bukan cuman sekedar perkataan saja. Contohnya Rasulullah, kita baca sirahnya saja, hati kita seakan mengganggap beliau masih ada sampai sekarang, walau jaraknya terbentang amat jauh dari kita. Kita seakan ada dalam masanya, tenggelam dalam setiap empatinya. Masya Allah memang, benar-benar manusia pilihan”

Kira-kira begitulah sedikit kegelisahan kita, para orang tua generasi alpha. Bukan Cuman Rindu yang berat, menjadi asyik pun perlu siasat, agar tak salah kaprah hingga tak salah langkah. Apalagi di masa-masa keemasannya. Di masa penuh keseruan dan keceriaan, masa lucu-lucunya.

Hoax bertubi-tubi, bagai doktrin kuat yang bisa lebih berbahaya daripada senjata. Kebencian yang terus mendalam, jadi boomerang dan penghambat rejeki kita, pun dengan persaingan global yang ketat sekali, dimana semua bersatu dan berkompetisi. Dari mulai level RT hingga regional, level blok hingga level dunia. Seakan dunia tanpa batas, walau batas regional jelas terpampang, tapi hegemoninya sulit untuk ditampung. Bagai air yang meluber, tak bisa dibendung, tapi disiasati dan dicari celahnya, agar bisa menahan atau memenangkan.

Tak usahlah kau campur2 atau bahkan melokalkan agamamu, karena semua sudah rahmatan lil alamin. Ilmu yang kau dapat nanti janganlah kau jadikan sebagai hijab kepada semuanya, karena perlu kau sadari, semua itu hanya titipan saja. Tak ada istimewanya. Petani, buruh, mahasiswa, rakyat miskin kota hingga kaum proletar. Bergaulah luas tanpa pandang bulu, dari bulu ayam sampai bulu domba, dari Asia, Afrika, Eropa, Amerika, hingga Australia. Dunia ini terlalu kecil jika kau hanya tau sekitar saja, masih banyak hal bijak ada di luar sana. Layaknya para penyair terkenal, mereka tak hanya diam di tempat atau zona nyaman, tapi zona perjuangan. Penampungan, tempat pengasingan hingga penjara, sebagai tempat berkarya, hingga mahakarya dahsyat lahir dan ditelurkan dari pemikiran-pemikiran rasionalnya.

Perlu kau sadari nak, bahwa semua yang telah dititipkan adalah jurnal pembuktian atas setiap hal yang memang kau ambil serta wajib dipertanggungjawabkan atas setiap yang telah dialami dan dilakukan. Ini adalah periode akuntansi,yang nantinya adalah laba atau rugi semua amalan-amalanmu hingga sudah optimalkah dirimu, dalam Dharma semua yang telah kau dapatkan.

Nak, masa depan masih rahasia. Syukuri hari ini, karena menjadi dirimu adalah dirimu sebenarnya. Bukan copy paste, bukan bayangan, apalagi ikut-ikutan bagai bebek yang tak punya arah. Menjadi anak kecil itu menyenangkan!! Tak ada dusta, tak ada muka dua, apalagi tak ada silat lidah. Berbaur dengan semua, ikut tertawa meramaikan kondisi lalu saling mengapresiasi, bukan mencela apalagi merendahkan.

Tantanganmu nanti, sangatlah berbeda dengan tantangan kami terdahulu. Seiring Zaman, teknologi dan perkembangan pengetahuan, hanya beberapa hal yang ayah bisa titipkan untuk bisa kau lanjutkan perjuangan *berasa kaya guru silat yang menyuruh anak buahnya turun gunung hehe*

  • Agama

Sebagai rem, sumber etika, sumber kekuatan atas setiap kelemahan kita sebagai makhluk.

  • Bahasa

Sebagai komunikasi, dengan sesama. Karena Hade goreng ku basa.

  • Matematika

Sebagai logika nalar, perhitungan dan akar dari semua ekonometrik, forecasting hingga jadi tameng akan hal-hal tak logis.

  • Geografi

Sebagai petunjuk dan arah Dharma, untuk menjelajah ke banyak tempat, banyak ruang dan rupa-rupa kebudayaan.

Karena hari ini,milikmu. Karena kalo milik orang lain atau tetangga, mesti sewa dan berbayar 😅😅 #esiahidayahelegi #esiahidayahmadani #esiahidayahsyariah


Leave a comment