Entah ada berapa banyak orang yang skeptis akan nasib bangsa ini, bisanya hanya mencemooh tanpa mau berbuat lebih. Sebatas retorika saja mungkin sah-sah saja, tapi jika tanpa solusi? Masih perlulah kita berkoar-koar bak angsa kepanasan terus bersuara lantang?
Sedikit cerita tentang kegiatan kelas Inspirasi lalu, baik di Bima ataupun di Blitar. Pastilah selalu timbul pertanyaan begini, mereka tanpa dibayar tapi mau direpotkan dengan mengatur jadwal, menyeleksi relawan, memilih sekolah, bergerak mobile dengan bahan bakar kendaraan yang free, rela hampir mau dipecat karena kelas inspirasi akibat terlalu sering bolos kerja, atau bahkan rela belum memikirkan pilihan hidup selanjutnya, hingga pertanyaan pamungkas, mengapa mereka masih bisa tertawa lantang dan semangat dalam menjalani hal ini?
Selidik punya selidik, mereka memang gila. Gila sekali tepatnya, kenapa begitu :
- Hanya orang gila yang mau bergerak meskipun hal kecil, daripada menunggu uluran tangan Pemerintah ;
- Hanya orang gila yang mau peduli, diantara hedonman dan hedonwoman yang hanya bisa merengek-rengek memelas muka kasihan ke orang tua, tanpa tak mau tau susahnya orang tua atau merengek beneran jikalau memang orang tuanya bangkrut terus malah bengong karena postpower syndrome effect ;
- Hanya orang gila yang memang punya panggilan jiwa. Mereka masih punya hati nurani, tak mau membiarkan semuanya terjadi tanpa usaha, tanpa semangat dan tanpa pengorbanan;
- Hanya orang gila, yang berani berpikir waras. Ia sekolah dari dasar hingga sekolah tinggi, berpikir percuma jikalau tanpa manfaat pasti dan nyata, makanya ia mau berbuat.
Gila disini bukan berarti kurang waras atau gangguan saraf, tapi bukan makna sebenarnya. Gila ya memang gila.
Si gila yang punya visi dan misi,
Si gila yang punya kewarasan berbuat,
Si gila yang tak mau jumawa,
Si gila yang tak mau senga,
Si gila yang tak mau menjadi perasa,
Si gila yang terkadang haus cinta,
Si gila yang memang tak banyak kata,
Si gila yang pernah terlunta-lunta,
Si gila yang penuh cita,
Si gila yang punya mimpi nyata untuk negeri tercinta,
Si gila yang terus berdoa dan bergerak demi perubahan.
Bayangkan saja, banyak yang berkorban untuk semuanya tapi kita tak apresiasi langkah-langkah mereka?
Mereka hanya mbabes yang anti kemapan, Golongan grassroot yang tak mau congkak dengan harta berlabel orang tua. Mbabes yang apa adanya, karena hanya itu yang memang ada.
Hei kawan,
Tahukah engkau?
Betapa saya bangga pernah bertemu, bercengkrama, berinteraksi, bermimpi dan bergerak bersama Anda, para Anomali anti mainstream.
Newton sering dianggap gila,
Einstein juga begitu,
Nabi Muhammad SAW malah sering menjadi hinaan,
Tapi tahukah engkau bahwa mereka memang orang luar biasa yang memegang prinsip perjuangan mesti ada. Seiring waktu, mereka adalah orang paling berpengaruh di dunia dengan hal-hal yang luar biasa dan tak biasa oleh orang kebanyakan.
Terus bergerak lah kawan,
Terus raih masa depan
Raih cita, cinta dan semesta
Luruskan niat untuk semua hal yang telah terjadi dan akan terjadi
Percayalah mentari akan bersinar jikalau memang waktunya sudah tiba
Begitu juga jodoh Anda hehe
Berbanggalah engkau dipanggil jiwa, Berbanggalah pula engkau disebut gila. Jangan pernah berbangga jika dipanggil bunga, karena nama dan identitas disamarkan hehe seperti investigasi hal-hal negatif
” Matahari,
Mata hati,
Mata-mata
Mata gelap,
Mata belekan,
Mata juling,
Mata sipit,
Mata merah,
Mata rmaja
Mata belo
Mata murung
Mata iritasi
Mata minus
Mata plus
Mata kaca
Asal jangan mata keranjang hehe ”
– Pejuang?
Hadapi !